Udah 4 jam, Carlo, Kenneth, Om Yudis dan Auntie Sara pergi belanja. Mereka belum pulang-pulang, dan gue ngerasa laper. Jadi gue ke bawah buat cari makan, gue liat di lemari makanan ada mie ramen sama telur. Gue ambil dan langsung masak
"lo ngapain?" tanya Dama tiba-tiba, gue agak kaget "bisa gak sih gak usah bikin kaget?" kata gue sambil siapin panci dan mangkuk, Dama duduk di bangku. Sambil bertopang dagu
"mau mie ramen juga?" tanya gue ke Dama "boleh deh" jawab Dama pelan, gue langsung ambil mie ramen lagi yang ada di lemari makanan. Tiba-tiba dateng Sam sambil bawa snack, dia duduk di sebelah Dama. Dua sahabat gue itu keliatan gak ada semangat sama sekali, selesai bikin mie. Gue langsung taruh di meja makan
"kok gue enggak?" tanya Sam "sorry.. gue kira lo gak mau" jawab gue, tapi Sam senyum dan langsung ambil mangkuk yang ada di deket gue "gak apa kok, asal lo mau berbagi dengan sahabatmu yang cantik ini" bales Sam sambil makan mie ramen punya gue, dan gue biarkan Sam.
"thanks babe" ucap Sam sambil kasih mangkuk berisi mie ramen ke gue, gue cuma nganggukin kepala. Dan sekarang mangkuk mie ramen Dama yang jadi sasaran empuk Sam, Dama pun juga bisa menatap pasrah mie ramennya dimakan Sam. Karena dia gak mungkin ribut untuk yang satu ini
Jam udah nunjukin pukul 4 sore, tiba-tiba ada orang yang buka pintu. Dan gue liat itu Kenneth, dia berlari kecil ke arah gue "kakak!" kata Kenneth sambil duduk di bangku yang ada di samping gue, gue senyum ke arah Kenneth "lama ya?" tanya Kenneth dengan polos "lumayan" jawab gue sambil membelai rambut Kenneth
"maaf ya tadi kita cari-cari universitas" sambung Carlo sambil meletakan belanjaan di atas meja makan, lalu dia duduk di sebelah Sam sambil ngeluarin secarik kertas dan langsung kasih ke kita "apa nih?" tanya Sam sambil ambil kertas itu "formulir pendaftara the British-Irish International School" jawab Carlo, spontan kita langsung natap Carlo. Dan Dama ambil kertas itu dari genggaman tangan Sam
"yakin bisa masuk?" tanya Dama ke Carlo sambil liat formulir itu "bisa, soalnya disana gak terlalu banyak beban dan pikiran" jawab Carlo, gue cuma nganggukin kepala. Sedangkan Dama masih asik liat-liat formulir itu. British-Irish ya, patut dicoba sih. Kan gak ada salahnya mencoba
"AMANDA!" gue bisa denger teriakan khas dari Dama yang bisa buat gendang telinga pecah seketika, gue mencoba tutup kuping gue. Tapi dia terus narik tangan gue, dia narik selimut gue. Dan dia mulai teriak-teriak, akhirnya gue nyerah dan bangun. Gue liat Dama rapi lengkap dengan blazer kesukaannya
"mau kemana?" tanya gue pelan dengan keadaan setengah sadar "kita harus minta formulir lagi" jawab Dama sambil lipet selimut yang tadi gue pake, tiba-tiba seseorang masuk. Dan ternyata itu Sam
"cepet mandi sana" kata Sam sambil narik tangan gue, dengan malesnya gue berjalan ke kamar mandi. Gue liat ke cermin, sosok AMANDA. Anak 17 tahun yang merantau ke negeri orang demi Universitas dan mimpinya, seorang gadis jakarta yang gak sengaja ketemu Zayn Malik bahkan bisa ketemu dia hampir setiap hari. Selesai mandi, gue langsung ke bawah. Karena gue liat mereka semua gak ada di kamar, ternyata mereka lagi sarapan. Gue pun langsung gabung, dan inilah baju yang gue pake
"pagi kak" sapa Kenneth "pagi juga" bales gue
Dan selesai makan, kita langsung berangkat ke tempat tujuan. Carlo yang bawa mobil, ya dia bisa bawa mobil. Dan gue jadi tertarik buat belajar nyetir mobil, karena menurut gue itu keren. Kalo cewek yang bawa mobil
"enak ya kamu Car, bisa bawa mobil" kata Dama tiba-tiba "kamu mau aku ajarin?" tanya Carlo sambil terus fokus ke jalan, dengan antusias Dama langsung jawab "boleh banget Carlo, boleh banget"
Sesampainya kita jalan menuju ruang tata usaha di universitas itu, cukup besar dan megah. Gaya arsitektur EROPA banget, ada lapangan basket, voli dan bulu tangkis. Apa mungkin ini universitas khusus olahragawan? tanya gue dalam hati
"jadi siapa yang masuk?" tanya gue ke Carlo "aku aja, kalian tunggu disini" jawab Carlo, akhirnya kita duduk di bangku yang ada di depan ruang tata usaha. Banyak orang yang lalu lalang, dan kita pun jadi merasa gak enak. Akhirnya gue pura-pura buka hp
dan gue denger orang buka pintu, ternyata itu Carlo. dia bawa 3 formulir buat kita bertiga "kata sekretariatnya ini dikumpul lusa, dan kalian harus bawa tanda pengenal sekolah kalian yang lama" kata Carlo sambil kasih formulir itu ke kita, kita bertiga saling tatap-tatapan "jangan bilang ijazah.." ucap Sam tiba-tiba, denger ucapan Sam gue langsung duduk lemes
"ijazah? matilah, ijazah gue di Indonesia" kata Dama sambil duduk di samping gue "hey kalian gak usah murung, kirim aja" kata Carlo, gue pun langsung tenang denger usul Carlo. Bener juga, kenapa kita gak mikir dari awal? kan sekarang teknologi udah canggih
TO BE CONTINOUS

Tidak ada komentar:
Posting Komentar